Ini Fakta Lengkapnya dari Anggapan Petir yang Ternyata Salah

Petir
Petir ( wallhere.com )

Banyak orang meyakini bahwa lokasi yang aman setelah tersambar petir adalah tempat yang sebelumnya telah disambar karena kecenderungan petir untuk tidak mengenai lokasi yang sama.

Namun, penjelasan ilmiahnya berpusat pada mekanisme petir yang terjadi akibat ketidakseimbangan listrik antara awan badai dan permukaan bumi, atau antara berbagai gumpalan awan.

Proses paling umum dari fenomena petir terjadi antara awan, dimana lonjakan arus listrik muncul akibat tabrakan partikel hujan, es dan salju di dalam awan.

Walaupun demikian, petir yang menyambar ke permukaan bumi bukanlah hal yang jarang terjadi. Menurut laporan dari national geographic, sekitar 100 petir menyambar ke bumi setiap detik dari langit.

Saat muatan listrik negatif di awan berjarak sekitar 46 meter dari benda di permukaan bumi yang bermuatan listrik positif, seperti gedung, orang, atau pohon, petir menyambar dengan kecepatan 300.000 kilometer per jam. Setiap sambaran petir mengandung energi listrik setara dengan 1 miliar volt.

Ketika petir menyambar, terjadi lonjakan suhu yang diperkirakan lima kali lebih panas daripada permukaan matahari. Ini mengakibatkan udara di sekitar petir menggelembung dan bergetar, menciptakan guntur yang terdengar sesaat setelah kilatan cahaya.

Ada mitos yang mengklaim bahwa “petir tidak akan pernah menyambar tempat yang sama dua kali.” Meskipun mitos ini sangat populer dan bahkan dijadikan dasar idiom bahwa suatu kejadian tidak akan terulang, faktanya jauh dari kebenaran.

Lompatan listrik dalam bentuk petir tidak memperdulikan lokasi. Struktur tinggi seperti gedung pencakar langit di kota besar atau pohon yang tinggi di padang adalah sasaran empuk petir.

Faktor utama yang membuat struktur tinggi menjadi sasaran petir adalah jaraknya yang lebih dekat dengan muatan negatif petir di awan. Ini menjadikan pohon tinggi sebagai target berulang kali saat badai melanda. Bahkan, gedung empire state di new york bisa tersambar petir sekitar 100 kali setiap tahun.

Pada 2023, nasa merilis hasil penelitian tentang 386 sambaran petir. Data tersebut menunjukkan bahwa sekitar sepertiga dari petir bercabang dan bisa menyambar beberapa titik sekaligus.

Ini menunjukkan bahwa petir tidak hanya mungkin menyambar lokasi yang sama dua kali, tetapi juga dapat menjangkau banyak lokasi dalam satu sambaran.

Bukan hanya gedung dan pohon, petir juga dapat menyambar satu orang berkali-kali. Roy Sullivan, seorang petugas penjaga taman nasional di amerika serikat, merupakan contoh kasus yang tersambar petir sebanyak tujuh kali.

Meskipun setiap kali tersambar, Sullivan selamat meskipun terpapar listrik jutaan volt.

Menurut catatan guinness book of records, Sullivan pertama kali tersambar petir pada April 1942 saat melarikan diri dari menara pengawas yang terbakar akibat sambaran petir. Setiap insiden meninggalkan bekas luka yang signifikan pada tubuhnya, bahkan memaksa amputasi jempol kakinya.

Kejadian berikutnya terjadi pada Juli 1969, membuat Sullivan pingsan dan meninggalkan bekas luka bakar di alisnya. Pada Juli 1970, April 1972, Juni 1973, Agustus 1973, serta Juni 1977, Sullivan kembali tersambar petir dengan cedera yang beragam, termasuk luka bakar pada rambutnya dan anggota tubuhnya.

Sayangnya, kejadian petir terakhir pada Juni 1977 menimbulkan luka bakar parah pada dada dan perutnya dan Sullivan meninggal dunia pada tahun 1983, dalam usia 71 tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *