Simak 6 Cara Upload Website ke Hosting dengan Mudah

cara upload website ke hosting

Untuk membuat website go online, maka pembaca perlu memahami cara upload website ke hosting terlebih dahulu. Penerapannya tidak terlalu rumit, bila pembaca mengetahui betul tahapan-tahapannya. Apabila situs yang dimiliki sudah online, maka pengunjung dapat mengaksesnya melalui internet.

Sebagaimana yang diketahui, website menjadi media yang paling mudah dan efektif untuk memberikan informasi serta promosi. Salah satunya, bagi para pebisnis yang sedang menjalankan usaha online lewat website. Sebagai petunjuk, berikut cara upload website untuk hosting yang perlu dipelajari:

Apa Saja yang Harus Disiapkan?

Sebelum melakukan upload file website ke hosting, ada beberapa hal yang perlu disiapkan, yaitu file website, database, dan akses login ke cPanel. Apabila membuat website di localhost, maka user perlu melakukan compress folder dahulu.

File website bisa ditemukan dalam drive C, sedangkan localhost dibuat dengan XXAMPP. Selanjutnya user perlu menyiapkan file database yang berfungsi untuk menyimpan data website.

File database bisa diakses melalui localhost/phpmyadmin, bila membuat web di localhost. Klik database yang dibuat dan klik Export, kemudian klik opsi Go untuk mengunduh file database tersebut.

Selesai mengunduh database, persiapan untuk mengupload website ke hosting yaitu mengecek akses login cPanel. Sebelumnya pastikan bahwa user mempunyai layanan aktif domain serta hosting. Untuk mengakses cPanel bisa melalui Clientzone atau kunjungi namadomain/cpanel.

Cara Upload Website ke Hosting

Membuat website, memang tidak boleh sembarangan untuk menghasilkan performa terbaik. Meski panduan dibawah terkesan terlalu teknis, namun sebetulnya cukup mudah untuk diterapkan. Untuk mengetahui secara detail, berikut cara upload website ke hosting yang perlu disimak:

1. Pilih Web Hosting Terpercaya

Kualitas layanan website juga berasal dari web hosting terpercaya yang dipilih. Web hosting berkualitas, sejatinya mempunyai fitur unggulan yang mampu mengupload situs yang dimiliki. Ada sejumlah poin penting yang dapat diperhatikan untuk memilih web hosting terpercaya sebagaimana rincian berikut:

  • Live support, ini berkaitan dengan bantuan via telepon maupun fitur live chat yang disediakan oleh hosting. Sebab, user yang baru pertama kali membangun website tentunya tidak akan langsung memahami betul cara pengoperasiannya.
  • Jaminan uang kembali yang memungkinkan user untuk mengecek performa hosting terlebih dahulu sebelum memutuskan berlangganan.
  • Space yang besar untuk mengembangkan bisnis online, ini memungkinkan user untuk menjalankan website dengan baik meski trafik sedang tinggi.
  • Mempunyai kontrol yang baik terhadap akun web hosting.
  • Fitur tambahan yang lebih baik, misalnya promo domain dengan harga lebih murah bahkan gratis.

Pemilihan layanan hosting yang dapat diandalkan, tentunya akan menjamin kecepatan sekaligus keamanan data. Untuk itu, pembaca perlu menyesuaikan berdasarkan kebutuhan website yang dimiliki. Setelah hosting aktif, maka pembaca akan memperoleh akses cPanel untuk melanjutkan tahapan cara upload website ke hosting selanjutnya.

2. Tentukan Cara Upload Website yang Dinilai Praktis

Agar bisa mengonlinekan website, maka user perlu memilih tool yang tepat. Ada sejumlah tool yang paling populer digunakan dalam mengupload situs, salah satunya berupa File Manager. Tools ini berbasis browser, yang mempunyai fitur unggulan untuk mengatur file serta penyimpanan yang dimiliki.

Apabila user memilih Hostinger, maka otomatis akan menerima akses untuk tool File Manager. Namun, File Manager mempunyai kekurangan yaitu ukuran upload yang terbatas. Itulah sebabnya bila ukuran backup website di atas 256MB, maka disarankan untuk menggunakan tool FTP saja.

Perlu diketahui bahwa setiap web hosting dilengkapi dengan FTP secara default, sehingga user dapat menggunakannya dalam melakukan konfigurasi aplikasi FTP. Kelebihannya, FTP tidak menerapkan batasan dalam mengupload website. Semua informasi yang diperlukan tersimpan dalam FTP Accounts.

Tool berikutnya yang dapat digunakan untuk mengupload website ke hosting yaitu plugin migrasi WordPress. Sayangnya, plugin mempunyai kelemahan yaitu ukuran arsip dibatasi maksimal 256MB. Untuk ukuran yang lebih besar, maka akan lebih optimal apabila menggunakan FTP dibandingkan migrasi WordPress.

3. Mulai Upload Arsip Website

Bila user menggunakan tool File Manager Hostinger, silahkan buka bagian File Manager dan klik ikon Upload. Selanjutnya pilih arsip web yang sudah disimpan pada komputer dan impor ke server. Untuk melakukan decompress arsip, silahkan gunakan fitur Extract.

Pembaca perlu memastikan bahwa seluruh file yang tersimpan dalam folder sudah benar. Di samping itu, pembaca dapat menggunakan FTP melalui FileZilla untuk melakukan upload website. Bila memakai cara tersebut, maka lakukan ekstrak arsip terlebih dahulu pada komputer.

Hal ini perlu dilakukan sebab aplikasi FTP tidak mempunyai fitur ekstrak. Setelah berhasil, maka bisa dilanjutkan dengan memindahkan semua file ke public_html secara langsung. Bila tidak, maka pembaca dapat membuat koneksi via SSH dan melakukan ekstrak manual.

4. Pastikan File Tersimpan Pada Public_html

Pada tahap ini, pembaca perlu memastikan semua file sudah disimpan pada direktori root atau public_html. Untuk memindahkan website yang ada dari subfolder menuju domain utama dapat dilakukan melalui FTP. Adapun langkah-langkahnya dapat disimak sebagai berikut:

  • Cari direktori tempat file-file disimpan.
  • Blok semua file yang ada, klik kanan dan pilih perintah Move.
  • Pindahkan menuju public_html dan tunggu proses pemindahan selesai.

5. Import Database MySQL

Apabila website mempunyai database, maka pembaca juga perlu menguploadnya. Sedangkan, untuk website tanpa database MySQL maka tahapan ini dapat diabaikan saja. Adapun langkah-langkah untuk mengimpor database MySQL dapat dipelajari sebagai berikut:

  • Buatlah database serta user baru.
  • Buka database MySQL yang telah dibuat lewat phpMyAdmin.
  • Pilih opsi Import untuk mengupload file backup tersebut.
  • Periksa kembali informasi terkait database seperti host, user, password, dan nama database.

6. Cek Website Apakah Sudah Bisa Online Atau Belum

Setelah menerapkan cara upload website ke hosting pada langkah-langkah di atas, maka saat ini pembaca hanya perlu memastikan apakah website berhasil online. Jika domain sudah diarahkan ke Hostinger, maka pembaca hanya perlu membuka bagian domain melalui mesin telusur.

Hal yang perlu diingat yaitu jika domain baru saja diarahkan pada Hostinger, maka pembaca perlu menunggu kurang lebih 24 jam agar DNS dapat di propagasi dengan sepenuhnya. Untuk provider lain, maka ada beberapa tips untuk mengecek domain tersebut, diantaranya:

  • Cek status website menggunakan tool online. Ada sejumlah tool online yang tersedia gratis di internet, hal ini dapat menjadi sarana untuk mengecek status website.
  • Gunakan file host untuk meniru perubahan DNS.
  • Manfaatkan plugin browser untuk memastikan bila terdapat perubahan

Jika pembaca telah memahami beberapa tips di atas, maka jangan lupa untuk menerapkan cara upload website ke hosting menyesuaikan dengan kebutuhan. Bisa memanfaatkan File Manager dengan cara yang mudah atau pun menggunakan FTP Client, apabila website yang diupload berukuran cukup besar.

Demikian panduan cara upload website ke hosting yang mudah untuk diterapkan. Sebagaimana pembahasan di atas, pembaca dapat mengunggah website menggunakan FTP client. Selain itu, juga bisa memanfaatkan tool File Manager untuk mengimpor beberapa file dengan cepat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *