Kementerian bumn telah mengakui bahwa masih ada kekurangan ventilator di berbagai rumah sakit. Mereka sedang berusaha keras untuk mengatasi masalah ini.
Wakil menteri bumn, Budi Gunadi Sadikin, mendapat mandat khusus untuk mencari ventilator dari berbagai sumber, bahkan sampai ke penjuru dunia.
“Bapak menteri memberikan tugas kepada saya untuk mencari ventilator hingga ke mancanegara, termasuk menanggapi tweet dari Elon Musk. Memang, kebutuhan ventilator di amerika sangat tinggi dan hanya china dan rusia yang bisa menyediakannya. Namun, atas perintah bapak menteri, saya akan tetap mencari ventilator dari luar negeri,” ujar Budi dalam konferensi pers tanggal 7 April 2020.
Kemudian, ventilator yang sedang diupayakan oleh kementerian bumn ini sangat vital, tetapi apa sebenarnya ventilator tersebut dan mengapa begitu penting?
Ventilator adalah perangkat yang membantu pernapasan, khususnya bagi pasien yang mengalami kesulitan untuk menghirup udara secara mandiri.
Alat ini berperan vital dalam mendukung pasien yang mengalami hambatan dalam bernapas agar dapat menghirup udara layaknya orang yang tidak mengalami masalah pernapasan.
Virus sars-cov-2, penyebab covid-19, terkenal karena menarget saluran pernapasan dan merusak fungsi sel paru-paru secara normal.
Dalam kondisi serius ketika pasien berjuang untuk bernapas, ventilator menjadi sangat krusial dalam membantu mereka untuk mendapatkan oksigen, sebagaimana dilaporkan oleh medical daily pada tanggal 8 April 2020.
Who menyatakan bahwa sekitar 80% penderita covid-19 dapat pulih tanpa memerlukan perawatan khusus. Namun, 16,67% (1 dari 6) orang mengalami kondisi serius dan menghadapi kesulitan bernapas.
Dalam situasi berat, virus ini dapat merusak paru-paru. Sistem imun yang mendeteksi kerusakan ini akan merespons dengan melebarkan pembuluh darah, yang memungkinkan lebih banyak sel imun masuk.
Sayangnya, respons ini dapat memicu cairan masuk ke paru-paru, membuat bernapas menjadi lebih sulit dan menurunkan kadar oksigen dalam tubuh. Untuk mengatasi ini, ventilator digunakan untuk mendorong udara yang kaya oksigen ke dalam paru-paru.
Ventilator juga dilengkapi dengan humidifier yang menyesuaikan suhu dan kelembaban udara medis agar sesuai dengan suhu tubuh pasien. Selain itu, pasien sering diberikan obat untuk merelaksasi otot pernapasan, sehingga pernapasan mereka dapat diatur sepenuhnya oleh mesin.
Untuk kasus dengan gejala lebih ringan, pasien dapat diberikan bantuan pernapasan non-invasif melalui masker wajah, masker hidung, atau corong mulut, yang mengalirkan udara bertekanan atau campuran gas ke dalam paru-paru.
Dr. Shondipon Laha dari intensive care society menekankan bahwa sebagian besar pasien covid-19 tidak memerlukan ventilator mekanik dan dapat dirawat di rumah atau dengan bantuan oksigen tambahan.
Meskipun ventilator adalah alat satu – satunya untuk menyediakan oksigen bagi pasien, penggunaannya memiliki risiko dan proses pemasangannya bukanlah hal yang mudah.
“Ventilator adalah perangkat yang kompleks dan dapat menyebabkan trauma pada pasien jika tidak terpasang dengan benar,” ujarnya.