Pada bulan September hingga Oktober 2023, indonesia akan mengalami fenomena yang disebut sebagai “hari tanpa bayangan.” Badan meteorologi, klimatologi dan geofisika (BMKG) telah memberikan penjelasan resmi mengenai fenomena ini.
Menurut bmkg, hari tanpa bayangan terjadi ketika matahari berada pada titik tertinggi di langit. Ketika deklinasi matahari sesuai dengan lintang pengamat, fenomena ini disebut sebagai kulminasi utama, di mana matahari berada di atas kepala pengamat atau mencapai titik zenit.
Dampak dari fenomena ini adalah bayangan objek tegak akan tampak seolah-olah “menghilang,” karena sejajar dengan objek tersebut.
Oleh karena itu, hari kulminasi utama ini dikenal sebagai “hari tanpa bayangan,” seperti yang dijelaskan oleh bmkg dalam pernyataan resminya yang dilaporkan pada Jumat (1/9/2023).
“Fenomena ini disebut sebagai gerak semu harian matahari. Pada tahun ini, matahari berada tepat di khatulistiwa pada 21 Maret 2023 pukul 04.24 WIB dan 23 September 2023 pukul 13.50 WIB.
Selain itu, pada 21 Juni 2023 pukul 21.57 WIB, matahari mencapai titik balik utara, sementara pada 22 Desember 2023 pukul 10.27 WIB, matahari mencapai titik balik selatan,” demikian dijelaskan oleh bmkg.
Karena indonesia terletak dekat dengan garis ekuator, kulminasi utama terjadi dua kali dalam setahun. Kejadian ini hampir bersamaan dengan matahari berada di khatulistiwa.
Kulminasi utama pertama kali terjadi sejak 21 Februari 2023 di baa, nusa tenggara timur dan berlangsung hingga 5 April 2023 di sabang, aceh. Lokasi terakhir akan mengalami peristiwa serupa pada 9 September 2023, sementara baa akan mengalaminya lagi pada 21 Oktober 2023.
Di dki jakarta, fenomena ini sudah terjadi pada 5 Maret 2023 pukul 12:04 WIB. Hari tanpa bayangan juga akan datang ke wilayah ibu kota pada tanggal 9 Oktober 2023 dengan kulminasi utama terjadi pada 11:40 WIB.