Meskipun ChatGPT mendapat banyak pujian dari para ahli karena kelebihannya, platform chat berbasis AI ini memiliki potensi manfaat dan risiko. Apa kemampuan unik yang ditawarkan oleh platform chat berinteligensi buatan tersebut?
Baru-baru ini, banyak orang terkesan dengan ChatGPT karena kapasitasnya dalam menghasilkan teks berkualitas tinggi. Melalui serangkaian uji coba, karya OpenAI ini berhasil menjawab soal-soal ujian magister di bidang bisnis dan medis.
Namun, OpenAI sebagai perusahaan di balik ChatGPT telah memberikan peringatan bahwa platform mereka memiliki keterbatasan. Sebagai contoh, ChatGPT “kadang-kadang menyajikan jawaban yang tampak logis namun sebenarnya salah atau bahkan tidak logis.”
Meskipun begitu, masih ada banyak individu yang menggunakan ChatGPT untuk niat yang tidak baik. Seperti yang dilaporkan oleh Mashable, inilah enam kemungkinan buruk yang terkait dengan ChatGPT:
1. Membuat Malware
Membayangkan ChatGPT mampu menciptakan malware memang mengkhawatirkan. Tidak semata karena malware itu sendiri, tapi karena kemampuan ChatGPT beroperasi tanpa henti, sebab AI tidak memerlukan istirahat.
Majalah Infosecurity melaporkan, “para ahli keamanan siber berhasil menciptakan program polimorfik yang kompleks dan sulit untuk dideteksi.”
Pada intinya, peneliti bisa memanfaatkan aplikasi ini untuk memproduksi kode malwar dan selanjutnya menggunakan aplikasi yang sama untuk memodifikasi kode tersebut sehingga menjadi sulit dikenali atau diatasi.
“Singkatnya, kami bisa mengubah output dengan kecepatan tinggi, membuatnya selalu berbeda setiap waktu,” ungkap para peneliti pada Majalah Infosecurity.
2. Nyontek
Diketahui bahwa ChatGPT mampu memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan, termasuk soal-soal sekolah dan ujian. Walaupun kemampuan seperti ini dapat diperkirakan, versi ChatGPT yang lebih maju bisa mengakibatkan kebingungan bagi guru.
Karena potensi ChatGPT sebagai alat bantu menyontek, departemen pendidikan new york city memutuskan untuk membatasi akses ke platform ini di perangkat-perangkat yang terkoneksi internet di institusi pendidikan negeri.
3. Spam di aplikasi kencan
Mengobrol dengan orang lain bisa menjadi tantangan, termasuk di aplikasi kencan. ChatGPT bisa menjadi solusi untuk masalah tersebut dengan mengambil alih peran seseorang dalam percakapan di aplikasi tersebut.
Walau mungkin terlihat aman, kedekatan emosional yang seharusnya tercipta melalui komunikasi di aplikasi kencan bisa terhambat jika salah satu pihak diperankan oleh mesin.
4. Gusur penulis
Tulisan merupakan produk andalan dari ChatGPT. Sangat mungkin platform ini bisa menggeser peran penulis ahli.
“Seorang pelanggan mengatakan padaku bahwa ia tidak perlu lagi membayar saya untuk membuat konten untuk laman webnya karena A.I. bisa melakukannya tanpa biaya,” ungkap kolumnis Jason Colavito.
“Namun dia menawarkan untuk membayar saya dengan tarif yang lebih rendah untuk ‘menyusun ulang’ kata-katanya agar bisa mengelabui sistem deteksi A.I.,” tambahnya.
5. Phishing dan scamming
Sampai saat ini tak ada tanda bahwa ChatGPT telah diaplikasikan untuk tujuan phishing atau scamming. Penulisan yang buruk biasanya menjadi ciri khas dari phishing dan scamming, yang membuatnya mudah untuk diwaspadai.
Namun, jika pelaku kejahatan memanfaatkan ChatGPT dalam penipuan, akan lebih kompleks untuk mendeteksinya.
6. Mengelabui perekrut
Sebuah perusahaan konsultasi mengungkapkan bahwa dokumen lamaran yang dibuat oleh ChatGPT mampu mengungguli 80% dari pelamar lain.
Keberhasilan ini dikarenakan ChatGPT mampu memasukkan kata kunci yang relevan dan menarik bagi perekrut serta sistem perangkat lunak yang mereka gunakan dalam menyaring aplikasi.