Salah satu asteroid yang paling menimbulkan kekhawatiran bagi para ilmuwan karena potensi benturan dengan bumi adalah apophis.
Yang membuat situasinya semakin menegangkan adalah bahwa pada tanggal 13 April 2029, Bumi akan berada dalam jarak yang sangat dekat dengan asteroid berukuran 340 meter tersebut, hanya sekitar 31.000 kilometer dari permukaan kita.
Jarak ini bahkan lebih dekat daripada sebagian besar satelit yang mengorbit bumi.
Ukuran asteroid yang besar dan posisinya yang mendekati Bumi akan membuatnya tampak terang dan bisa diamati dengan mata manusia tanpa bantuan alat optik.
Asterois apophis akan pertama kali muncul di langit selatan bumi. Itu akan terlihat seperti bintang yang sangat cemerlang bergerak dengan cepat dari timur ke barat, melewati australia, kemudian melintasi samudra hindia dan akhirnya menyeberang di atas khatulistiwa di afrika.
Berita baiknya, kejadian bersejarah ini tidak akan seburuk yang diperkirakan oleh para ahli.
Pada awalnya, para ilmuwan ragu apakah perjalanan apophis akan menyebabkan tabrakan dengan bumi. Mereka mempertimbangkan kemungkinan bahwa gaya tarik gravitasi bumi dapat memengaruhi orbit asteroid tersebut, sehingga ada potensi dampak negatif di masa depan.
Menurut Richard Binzel, seorang profesor ilmu planet dari massachusetts institute of technology di Cambridge, apophis termasuk dalam kategori asteroid berbahaya (PHA) karena orbitnya yang mendekati bumi dan hal ini telah menjadi perhatian badan antariksa eropa dan nasa selama 17 tahun.
Apophis pertama kali ditemukan pada 19 Juni 2004 oleh Roy A. Tucker, David J. Tholen dan Fabrizio Bernardi ketika mereka bekerja di observatorium nasional kitt peak.
Saat itu, asteroid ini diidentifikasi sebagai MN4 2004. Meskipun pada tahun 2006, kemungkinan tabrakan apophis dengan bumi pada tahun 2029 telah dikesampingkan, tetapi potensi dampak di tahun 2068 masih menjadi perhatian.
Lintasan apophis setelah melewati bumi pada tahun 2029 akan sangat tergantung pada bagaimana gravitasi bumi mempengaruhi orbit asteroid ini, seperti yang dijelaskan oleh Davide Farnocchia, seorang astrofisikawan di jet propulsion laboratory (JPL) nasa yang mempelajari pergerakan asteroid.
Selama periode 2015 hingga 2019, para astronom tidak dapat melacak apophis karena posisinya yang terlalu dekat dengan matahari. Namun, pada akhir 2020 dan awal 2021, Farnocchia dan timnya berhasil mengumpulkan data dari radar dan pelacakan optik untuk menghitung dengan akurat lintasan apophis.
Memprediksi dampak antara planet kita dan asteroid sebesar apophis dengan ukuran, bentuk dan kepadatan yang dimilikinya adalah tugas yang rumit. Banyak faktor yang harus diperhitungkan, seperti ukuran asteroid, kepadatan, massa, serta sudut dan kecepatan saat tabrakan terjadi.
Gareth Collins, seorang profesor di departemen ilmu & teknik bumi di imperial college london, inggris raya, mengatakan bahwa hasil simulasi dampak antara apophis dan bumi pada asteroid berukuran 340 meter ini sangat tidak pasti.
Skenario terburuknya adalah jika tabrakan terjadi di dekat pusat populasi besar atau garis pantai yang padat penduduk.
Namun, di luar itu, peristiwa perjalanan apophis pada tahun 2029 merupakan momen bersejarah yang tidak boleh dilewatkan. Menurut Farnocchia, objek sebesar apophis hanya mendekati bumi seperti ini sekali setiap seribu tahun.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikannya. Dia sendiri berpesan, “Aku tahu aku tidak akan melakukannya!”