Sejumlah youtuber telah melakukan tindakan yang tidak pantas dan tidak berperikemanusiaan belakangan ini. Mereka melakukan hal tersebut demi menciptakan konten yang menarik perhatian banyak penonton, seperti memerintahkan layanan ojek online dengan pesanan palsu.
Contoh tindakan yang sering dilakukan adalah memesan taksi online untuk mengantar “mayat” palsu atau memesan makanan dengan nilai tinggi lalu membatalkannya atau memesan makanan dan membiarkan pengemudi ojek online menunggu pesanan yang tidak pernah diambil.
Mengapa tindakan prank ini dianggap jahat? Hal ini disebabkan karena tindakan tersebut mengolok-olok para pengemudi ojek online yang sedang berjuang keras untuk mencari penghasilan. Di tengah prank ini, para YouTuber justru mendapatkan keuntungan besar.
Keuntungan ini berasal dari pendapatan iklan yang diperoleh melalui kanal youtube mereka. Semakin banyak orang yang menonton prank fiktif pemesanan ojek online, semakin besar pula pendapatan iklan yang diperoleh oleh youtuber dari konten yang tidak pantas tersebut.
Maraknya tindakan prank ini telah memicu respons dari gojek dan grab. Manajemen gojek meminta kepada para youtuber agar tidak membuat konten yang merugikan para pengemudi ojek online.
“Gojek mengajak masyarakat untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu para mitra pengemudi gojek, terutama yang bersifat tidak etis,” ujar Alvita Chen, senior manager corporate affairs gojek, dalam pernyataan tertulisnya seperti yang dilansir pada Senin (2 Desember 2019).
Manajemen grab juga siap mengambil tindakan tegas dengan menghapus akun para youtuber yang melakukan tindakan nakal tersebut.
“Kami juga akan melakukan evaluasi terhadap aktivitas pelanggan dan mengambil langkah tegas berupa penangguhan atau bahkan penonaktifan akun pengguna grab yang terbukti melakukan pemesanan palsu,” kata Ichmeralda Rachman, head of marketing grabfood & new business, grab indonesia, dalam pernyataan resmi.
Dia juga menekankan agar pelanggan grab menghargai kerja keras para mitra pengemudi dalam menjalankan pekerjaan mereka.
Jika ada pelanggan yang menerima informasi yang melibatkan grabfood, dia menyarankan untuk selalu memverifikasi kebenaran informasi tersebut sebelum menyebarkannya ke pihak lain dengan melaporkannya kepada tim customer experience mereka untuk penanganan lebih lanjut.