Gadget  

Raksasa Smartphone Melorot, Ini Penyebab Utama Kebangkrutan Nokia

Negara asal handphone nokia adalah
Negara asal handphone nokia adalah ( zeebiz.com )

Pada zaman kejayaannya, nokia pernah menjadi merk ponsel yang sangat terkenal. Akan tetapi, saat ini, perusahaan asal finlandia yang memproduksi ponsel itu telah mengalami kebangkrutan.

Dalam periode yang tidak lebih dari sepuluh tahun, nokia berada di garis depan dalam merevolusi industri ponsel. Mereka pernah mendominasi hingga lebih dari 40 persen dari pasar ponsel global.

Sayangnya, masa dominasi nokia tidak berlangsung lama. Kemunduran mereka dimulai ketika mereka menjual divisi ponselnya kepada microsoft pada tahun 2013.

Kemunduran nokia mungkin sering dikaitkan dengan munculnya pesaing seperti apple dan samsung, namun realitanya, nokia sudah mulai kehilangan pijakannya dari dalam, bahkan sebelum para pesaing ini mendominasi pasar telepon seluler.

Di era teknologi yang berkembang pesat saat ini, dengan perubahan pasar yang dinamis dan kompleksitas yang terus meningkat, memahami cerita nokia dapat memberikan wawasan yang berharga bagi setiap perusahaan yang berkeinginan untuk tetap berada di garis depan industri.

Nokia sukses terlalu dini

Nokia berhasil meraih kesuksesan awal berkat keputusan manajemen yang progresif dan berwawasan luas, memanfaatkan teknologi canggih mereka selama era digitalisasi dan deregulasi jaringan telekomunikasi yang berkembang pesat di eropa.

Pada pertengahan dekade 1990-an, hampir menghadapi kehancuran rantai pasokan, nokia berhasil bangkit. Mereka mengadopsi sistem dan proses yang ketat, memungkinkan mereka untuk beroperasi dengan efisiensi tinggi. Hal ini berkontribusi pada peningkatan produksi dan penjualan yang lebih cepat dibandingkan dengan pesaing mereka.

Dalam periode antara 1996 hingga 2000, terjadi peningkatan jumlah karyawan di nokia mobile phones (NMP) sebesar 150%, mencapai 27.353 orang, sementara pendapatannya melonjak sebesar 503% dalam waktu yang sama.

Berdasarkan informasi dari situs knowledge insead, yang dipublikasikan pada kamis, 9 juni 2022, pertumbuhan yang begitu pesat ini memerlukan pengorbanan. Biaya operasional yang tinggi ini menimbulkan tekanan pada manajer di pusat pengembangan utama nokia untuk mencapai target kinerja jangka pendek, sehingga mengurangi fokus dan sumber daya untuk inovasi.

Dalam upaya mencari sumber pertumbuhan baru, para pimpinan nokia menyadari pentingnya menemukan apa yang mereka sebut sebagai “kaki ketiga”. Tujuan ini adalah untuk mencari bidang pertumbuhan baru yang akan melengkapi bisnis telepon seluler dan jaringan mereka yang telah berhasil.

Proses pencarian ini dimulai pada tahun 1995 dengan dibentuknya new venture board. Namun, upaya ini kurang berhasil karena bisnis utama nokia terlalu fokus pada investasi dan pengelolaan pertumbuhan di sektor yang sudah ada, sehingga kurang memberi perhatian untuk mengeksplorasi area pertumbuhan baru.

Nokia ventures organization (NVO) memulai inisiatif baru untuk mengeksplorasi langkah ketiga, dipimpin oleh salah satu tim manajemen senior nokia.

Program inovatif ini menggabungkan usaha-usaha yang telah ada sebelumnya dan mengejar teknologi baru. Program ini berhasil dalam menjaga beberapa proyek kunci yang kemudian diintegrasikan ke dalam bisnis utama nokia.

Namun, sejumlah peluang yang ditemukan oleh nvo terlalu maju untuk masanya. Contohnya, nvo berhasil mengenali potensi “internet of things” dan mengeksplorasi kesempatan di bidang manajemen kesehatan multimedia, yang kini merupakan sektor yang berkembang cepat.

Akan tetapi, semua usaha ini akhirnya tidak membuahkan hasil karena adanya pertentangan antara visi jangka panjang dan tujuan kinerja jangka pendek.

Mengatur ulang kesuksesan

Meski nokia sedang berjaya dengan saham yang melonjak dan pelanggan setia di seluruh dunia, jorma ollila, ceo nokia, semakin resah karena pertumbuhan pesat perusahaan tersebut berpotensi mengurangi kelincahan dan semangat kewirausahaan.

Dari tahun 2001 hingga 2005, nokia mengambil beberapa langkah strategis untuk mengembalikan semangat dan energi yang pernah dimiliki. Namun, upaya-upaya ini malah berujung pada permulaan kemerosotan perusahaan.

Salah satu keputusan kritis adalah restrukturisasi peran kepemimpinan dan reorganisasi pada tahun 2004, yang dilakukan dengan tidak efektif, mengakibatkan terbentuknya struktur baru yang bermasalah.

Akibatnya, beberapa anggota penting dari tim eksekutif meninggalkan perusahaan, yang berdampak negatif pada kapabilitas nokia dalam perencanaan strategis.

Apa yang bisa dipelajari dari Nokia

Tidak ada satu alasan sederhana yang bisa menjelaskan mengapa bisnis ponsel nokia mengalami kemunduran.

Faktor-faktor seperti kebijakan manajemen yang kurang tepat, struktur organisasi yang tidak efektif, birokrasi yang semakin rumit dan konflik internal telah bersama-sama menyebabkan nokia gagal menyesuaikan diri dengan perubahan dari fokus kompetisi pada produk menjadi fokus pada platform.

Kasus nokia ini merupakan contoh umum yang sering terjadi pada perusahaan besar yang sebelumnya berhasil. Kesuksesan cenderung menumbuhkan sikap konservatif dan sombong yang akhirnya melemahkan proses pengambilan keputusan strategis, menyebabkan keputusan yang tidak efektif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *