Suatu website terkadang perlu melakukan migrasi apabila layanan hosting yang sebelumnya digunakan dirasa sudah tidak sesuai kebutuhan. Maka, jika hendak bermigrasi ke layanan Hostinger, perlu diketahui cara hosting di Hostinger terlebih dahulu. Tujuannya agar file website yang diupload tidak keliru.
Ada tiga cara yang lazim dipakai untuk hosting di Hostinger, yakni dengan File Manager, FTP, plugin WordPress, dan impor otomatis. Detail setiap caranya dapat dicermati pada ulasan berikut ini.
1. Cara Hosting di Hostinger Menggunakan File Manager
File Manager adalah tool di dalam cPanel yang difungsikan untuk mengelola bermacam file. Pengelolaan bisa meliputi membuat file, membuka file, mengedit file, memindahkan file, hingga menghapus file. Cara hosting di Hostinger melalui File Manager yaitu seperti ini:
- Pertama, buatlah database terlebih dahulu untuk menyimpan seluruh file website yang dimiliki. Langkah ini dijalankan terutama pada website yang mempunyai database, contohnya website WordPress.
- Kemudian, login ke cPanel untuk mulai membuat database.
- Setelah itu, pilihlah menu bertuliskan “MySQL Database”.
- Lalu, ketikkan nama database yang diinginkan. Lantas, tekan tombol “Create Database”.
- Berikutnya, perhatikan bagian “Add New User”. Buatlah username dan password di bagian tersebut. Apabila sudah, tekan “Create User”.
- Selanjutnya, checklist kotak “All Privileges” dan tekan “Make Changes”. Database pun berhasil dibuat.
- Kemudian, akses cPanel lagi dan tekan bagian “File Manager” yang ada di kolom Files.
- Lantas, bukalah direktori “public_html” dan tekan “Upload” pada direktori tersebut.
- Setelah itu, upload file dengan menekan tombol “Select File”. Batasan file yang diupload yaitu maksimal berukuran 256 MB.
- Tunggu hingga proses upload selesai. Jika sudah, kembalilah ke bagian File Manager. Di sana akan terlihat file yang berhasil di upload ke direktori public_html.
- Sesudah itu, klik kanan file yang dimaksud dan pilihlah opsi “Extract”. File diekstrak ke direktori public_html. Lalu, tekan tombol “Extract File(s)”.
- File yang berhasil di ekstrak bisa dilihat di bagian folder public_html.
- Berikutnya, lakukan sinkronisasi konfigurasi database yang ada di hosting. Umumnya, file database bernama database.php, config.php, atau koneksi.php. Sesuaikanlah db_name, db_user, db_password dengan data database yang dimiliki.
- Apabila sudah, pastikan file yang diupload benar-benar berada pada direktori public_html.
- Terakhir, periksa apakah website berhasil di upload ke hosting atau tidak dengan cara mengakses nama domain melalui browser.
2. Cara Hosting di Hostinger Menggunakan FTP
Aplikasi FTP yang digunakan di dalam cara ini adalah FileZilla. Cara hosting di Hostinger memakai FTP FileZilla dapat dijadikan alternatif apabila file website yang akan diupload lebih dari 256 MB. Langkah-langkah rincinya yakni sebagai berikut:
- Pertama, buatlah database guna menyimpan seluruh file website. Langkah ini dijalankan terutama pada website yang mempunyai database, semisal WordPress. Jika website yang dimiliki tidak memakainya, maka lewatilah langkah ini.
- Kemudian, install dan koneksikan FTP pada hosting yang akan dipakai. Isikan detail FTP sesuai data yang dipunyai.
- Bagian “Host” diisi dengan IP server hosting. Isi bagian “Username” dengan username cPanel. Masukkan password cPanel pada bagian “Password”. Bagian “Port” diisi dengan 21.
- Apabila telah terkoneksi dengan server, langkah berikutnya tekan direktori website dan buka pula direktori public_html. Lantas, pindahkan file website ke bagian direktori public_html.
- Website pun berhasil di upload pada hosting baru.
- Pastikan bahwa file yang diupload tersimpan pada direktori public_html, sebab kadangkala muncul direktori tambahan saat mengekstrak backup website.
- Jika ternyata file website ada yang tersimpan pada direktori lain, maka pindahkan ke public_html.
- Bukalah direktori tempat file website tersimpan.
- Lalu, pilih semua file. Klik kanan, dan pilih “Move”.
- Pilihlah destinasi direktori public_html untuk memindahkan file tersebut.
- Selanjutnya, lakukan sinkronisasi konfigurasi database yang ada di hosting. Umumnya, file database bernama database.php, config.php, atau koneksi.php. Ubahlah db_name, db_user, db_password dengan data database yang dimiliki.
- Bagian db_name diisi dengan nama database MySQL. Pada db_user diganti dengan username database MySQL. Sementara itu, pada bagian db_password diubah dengan password user MySQL.
- Apabila sudah diubah, pastikan file yang diupload benar-benar berada pada direktori public_html.
- Terakhir, periksa keberhasilan proses upload website ke hosting dengan cara mengakses nama domain melalui browser.
FTP FileZilla kerap dipilih sebagai cara hosting di Hostinger yang praktis. Hal tersebut karena di dalam cara ini tidak ada batasan ukuran file backup yang akan diupload.
3. Cara Hosting di Hostinger Menggunakan Plugin WordPress
Alternatif terakhir yang dapat dipilih sebagai cara hosting di Hostinger adalah menggunakan plugin WordPress. Akan tetapi, di dalam penggunaan cara ini memerlukan bantuan control panel dan FTP.
Selain itu, perlu menyiapkan beberapa hal, seperti website WordPress yang sudah dikonfigurasi dan install plugin Duplicator pada localhost. Rincian langkah-langkah untuk hosting yaitu sebagai berikut:
- Pertama, login terlebih dahulu ke dashboard admin WordPress yang ada di localhost.
- Kemudian, lakukan penginstalan plugin Duplicator dan aktifkan plugin tersebut.
- Berikutnya, bukalah plugin Duplicator dan tekan tombol “Create New”.
- Lalu akan terlihat tampilan selanjutnya. Jangan ubah apapun pada tampilan tersebut. Tekan “Next”.
- Setelah itu, akan nampak hasil pengecekan Duplicator. Lantas, tekan tombol “Build”.
- Selanjutnya, ditampilkan dua file, yakni file installer.php dan file archive. Download kedua file itu dengan menekan masing-masing tombol.
- Lantas, buatlah database MySQL dan user yang baru.
- Kemudian, buka database yang dibuat tadi melalui phpMyAdmin.
- Sesudah itu, akses fitur “Import” untuk mengupload file installer.php dan archive.
- Jangan lupa untuk melakukan update informasi database MySQL.
- Informasi db_name diisi dengan nama database MySQL. Pada db_user diganti dengan username database MySQL. Sedangkan, pada bagian db_password diubah dengan password user MySQL.
- Apabila sudah diubah, pastikan file yang diupload benar-benar berada pada direktori public_html.
- Periksa apakah website berhasil di upload atau tidak, dengan mengetikkan nama domain pada browser. Lazimnya, dibutuhkan waktu 24 jam supaya website bekerja dengan baik setelah diupload.
Perlu diketahui bahwa untuk mengupload menggunakan plugin terdapat batasan ukuran file sebesar 256 MB. Namun, keterbatasan itu dapat diatasi dengan membeli versi premiumnya, sehingga file yang diunggah bisa lebih dari 256 MB.
4. Cara Hosting di Hostinger Secara Otomatis
Cara paling praktis adalah dengan mengupload website secara otomatis. Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:
- Pertama, compress file website menjadi satu file dengan format .zip, format .tar, ataupun format .tar.gz.
- Kemudian, bukalah control panel.
- Lantas, cari menu bertuliskan “Impor Website”.
- Setelah itu, tekan menu tersebut.
- Selanjutnya, pilihlah dan upload file website dengan menekan tombol “Choose File”. Maksimal ukuran file yaitu 256 MB.
- Lalu, tekan “Impor” dan file website pun berhasil diupload.
Demikian ulasan tentang cara hosting di Hostinger yang dapat dijalankan dengan mudah. Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri, sehingga perlu disesuaikan dengan keperluan. Seandainya file backup website lebih besar dari 256 MB, maka sebaiknya gunakan FTP untuk melakukan upload.