Perusahaan teknologi besar asal china, Bytedance Technology, telah mengumumkan penutupan resmi aplikasi video Musical.ly yang mereka beli dengan nilai hampir US$1 miliar (Rp14,24 triliun) di desember 2014. Setelah itu, Bytedance menggabungkannya ke versi terbaru dari aplikasi serupanya, tik tok.
Pada rabu malam, tanggal 1 Agustus 2018, sebuah pengumuman diberikan.
Stefan Heinrich, kepala pemasaran global tik tok, menyatakan bahwa kedua aplikasi tersebut memberi kesempatan kepada penggunanya untuk membuat dan membagikan video singkat yang menampilkan aksi bernyanyi dan menari diiringi lagu hits, dilengkapi dengan beragam efek khusus.
Tik tok, yang dirilis pada tahun 2016, mendapat sambutan hangat dari milenial di asia, termasuk di indonesia. Sementara itu, Musical.ly lebih familiar bagi para remaja di amerika serikat dan eropa.
“Musical.ly dan tik tok saat ini berfungsi di wilayah yang saling melengkapi tanpa banyak pers overlap. Kedua aplikasi tersebut terus mengalami pertumbuhan yang pesat, sehingga kini menjadi momen yang pas untuk fokus pada satu platform.
Kami berkeinginan untuk memperbesar jejak kami di pasar dengan lebih efisien,” ujar Heinrich, sesuai laporan dari reuters pada Kamis, 2 Agustus 2018.
Baru-baru ini, Musical.ly telah mencapai angka 100 juta pengguna aktif setiap bulannya, sedangkan tik tok mencatatkan angka 500 juta pengguna aktif pada bulan Juni lalu.
Heinrich mengatakan, penggabungan kedua aplikasi tersebut bertujuan untuk membentuk komunitas di mana semua individu dapat menjadi kreator. Sebelumnya, Musical.ly telah ‘menonaktifkan’ Live.ly, sebuah aplikasi siaran langsung yang mereka kembangkan sebelum diambil alih oleh Bytedance.