Usaha hidroponik adalah salah satu minat usaha di bidang pertanian yang kini dapat dilakukan di perkotaan. Apabila dulu, lahan pertanian hanya di pedesaan sekarang bisa juga memulai bisnis pertanian di pekarangan rumah. Sebelum benar-benar memulai, ada baiknya untuk melihat analisa usaha hidroponik skala kecil dari rumah yang membutuhkan modal minim.
Potensi Usaha Hidroponik
Nama hidroponik sudah santer dibicarakan sejak tahun 2000-an di kalangan para petani. Cara bercocok tanam hidroponik menjadi alternatif bagi para petani yang lahannya sudah tercemar dan tidak subur lagi sehingga media lain seperti air menjadi satu pilihan yang menjadi cikal bakal dari hidroponik. Setelah itu, cara ini mulai digunakan oleh para petani dan hasilnya pun melebihi ekspektasi yaitu peminatnya semakin banyak dari kalangan menengah ke atas sehingga harga jualnya pun menyesuaikan pangsa pasarnya.
Maka, jangan heran bila menemui sayuran hidroponik yang harganya 2 kali lipat dari sayuran yang ditanam dengan cara biasa. Omzet yang dapat dicapai dalam sekali adalah sekitar lima hingga delapan juta rupiah bergantung pada jenis sayuran yang ditanam dan model penjualannya. Ada yang menjual per kilogram dan ada juga yang menjual per kemasan.
Ya, semua ini karena hasil panen hidroponik ini terbukti lebih besar, lebih segar dan sedikit zat residu kimia yang tertinggal di dalamnya. Di kalangan pecinta sayuran organik, sayuran hidroponik ini menjadi primadona. Mulai dari sawi hijau, kangkung, selada, bayam, semangka, melon, dan masih banyak lagi.
Selain itu, bagi para petani hidroponik pemula, sangat terbantu dengan rumah kaca sederhana yang hanya membutuhkan lahan kosong sekitar dua meter persegi dan instalasi hidroponik rumahan yang dapat dibuat sendiri maupun dibeli di toko pertanian. Sehingga menjadi petani pun bisa lho dimulai dari rumah.
Modal Awal Memulai Usaha Hidroponik Skala Kecil
Modal awal yang dibutuhkan untuk memulai usaha hidroponik skala kecil ini hanya sekitar 5 juta rupiah saja. Di dalam setiap analisa usaha hidroponik skala kecil perlu untuk menentukan komoditi apa yang akan ditanam untuk dijual kemudian. Setiap jenis sayuran memiliki nilai ekonomi yang berbeda, kini yang sedang menjadi tren adalah cabe rawit dan sawi pakcoy karena harganya yang tinggi.
Selain itu, proses hidroponik ini perlu dihitung apakah proses bercocok tanam dimulai dari proses penyemaian benih atau proses pembesaran bibit. Hal ini juga perlu diperhatikan waktu dan biaya yang dibutuhkan. Apabila proses dimulai dari penyemaian benih maka waktu yang dibutuhkan lebih panjang. Sedangkan, bila memulai dari proses pembesaran bibit maka proyeksi keuntungan akan semakin sedikit.
Perkiraan modal yang dibutuhkan untuk rumah kaca sederhana ukuran 2 meter persegi adalah sekitar 5 juta rupiah. Harga instalasi hidroponik sederhana sekitar 3 juta rupiah. Kemudian, untuk rumah kaca bisa dibuat dari galvalum atau kayu yang dikelilingi oleh plastik PET bening sebagai dinding diperkirakan membutuhkan biaya sekitar 1,5 juta untuk membangunnya beserta jasa tukang untuk pemasangannya. Lalu, untuk benih sayuran maupun bibitnya dianggarkan sekitar 500 ribu hingga 1 juta rupiah.
Bagaimana analisa usaha hidroponik skala kecil ini dapat diaplikasikan dari rumah kan? Untuk pemasarannya pun bisa memanfaatkan sosial media dan melakukan penawaran ke restoran, warung maupun hotel. Semoga informasi ini dapat membantu ya!