Menjalankan usaha jamur tiram memang menggiurkan lantaran punya potensi besar untuk dikembangkan. Seperti fleksibilitasnya dalam dijadikan produk turunan yang bisa lebih menguntungkan. Namun, meski demikian menggiurkan, usaha ini tidak lepas dari adanya resiko kerugian. Sehingga untuk antisipasi, pelaku harus paham analisa kerugian usaha jamur tiram yang dijalankan. Supaya tidak kaget dan terjerumus penyesalan kemudian.
Bicara lebih lanjut mengenai analisa kerugian usaha jamur tiram tersebut, sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Yakni kerugian yang diakibatkan oleh internal pengusahanya dan juga kerugian akibat hal eksternal yang tidak bisa dihindarkan. Agar lebih jelas, maka perhatikan uraian di bawah ini dengan seksama! Lantaran di sini akan dihadirkan uraian lebih rincinya, sebagai berikut:
Kerugian Usaha Akibat Faktor Internal
Analisa pertama terkait dengan kerugian yang ada pada usaha jamur tiram adalah menyoal urusan internal. Yakni yang berkaitan dengan aspek perencanaan dan pengelolaan yang dilakukan oleh pengusaha di bawah ini:
- Pertama, kerugian pada usaha ini sangat dimungkinkan oleh adanya kesalahan dalam teknis keadministrasian. Terutama dalam rincian penghitungan yang tidak dengan kecermatan. Hal ini memang terkesan sederhana, namun dampaknya bisa besar pada usaha. Semisal menjadikan biaya operasional tidak terkontrol sehingga kerugian tidak dapat dihindarkan.
- Lalu, karena berbagai penyebab, saat pengembangan jamur tiram tidak selalu berujung keberhasilan. Kadangkala, dengan perawatan atau kondisi bibit yang tidak tepat, bisa mengakibatkan panen mengalami kegagalan. Sehingga rugi tidak terelakkan.
- Secara kondisi fisik, jamur sendiri terbilang sangat rentan. Sehingga untuk jangkauan pasarnya terbilang tidak terlalu luas. Kecuali bila pengusaha menerapkan standar khusus dalam hal pengemasan. Meski itu pun tidak serta merta menghindarkan dari adanya kerusakan pada proses distribusinya yang dapat berujung kerugian.
- Terakhir, untuk memulai usaha biasanya diperlukan keilmuan yang mumpuni agar bisa berinovasi secara tepat pada setiap keadaan yang terjadi. Jika hal ini tidak dipunyai pengusaha, maka kondisi usaha jamur tiram yang dikembangkan berpotensi besar mengalami kerugian.
Resiko Kerugian yang Dimungkinkan Hal-Hal Eksternal
Selain hal-hal internal yang telah diterangkan sebelumnya, kerugian pada jenis usaha jamur tiram juga dapat terjadi akibat adanya pengaruh eksternal. Khususnya yang berkaitan dengan aspek-aspek mendasar yang disebutkan berikut ini:
- Aspek pertama adalah serangan hama yang tidak terantisipasi dengan benar sehingga menyebabkan panen mengalami kegagalan. Hal ini sangat mungkin terjadi, lantaran jamur tiram sendiri merupakan sasaran dari lalat atau serangga yang lainnya. Sehingga bila tidak ada perlakuan yang tepat, maka bisa jadi keuntungan hanya tinggal harapan.
- Kemudian aspek yang kedua adalah berkenaan dengan faktor alam tempat pembudidayaan jamur tiram dijalankan. Ini merupakan aspek di luar kekuasaan pengusaha yang tidak bisa terelakkan. Seperti cuaca ekstrem panas, banjir, atau bahkan angin. Pasalnya, selain membuat potensi panen mengalami penurunan, juga mengakibatkan masalah turunan seperti kerusakan baglog yang disediakan, kendala distribusi, dan lain sebagainya.
- Terakhir, akan tetapi tidak dapat disepelekan adalah fluktuasi harga jamur tiram yang ada di pasaran. Seperti kelaziman pada bidang usaha yang lain, naik turunnya harga jamur tiram dipengaruhi oleh permintaan dan pasokan. Jadi ketika jumlah produksi tidak dikendalikan, maka harganya bisa menukik dan tidak seimbang dengan operasional yang dikeluarkan. Sehingga akhirnya berpotensi kerugian.
Itulah tadi sejumlah informasi mengenai analisa kerugian usaha jamur tiram yang dapat diberikan. Pembahasan tersebut dapat dijadikan sebagai pertimbangan, supaya nantinya perencanaan usaha yang dibuat lebih rasional dan seimbang. Sehingga pengusaha tidak terlalu fokus mengejar keuntungan tanpa mengindahkan tindakan antisipasi resiko yang mungkin dapat diterapkan!