Umum  

Mengenal Apa itu Wibu? Sejarah dan Cirinya

Dalam setahun terakhir, anime telah berkembang menjadi budaya populer baru di indonesia, terutama di kalangan remaja. Fenomena ini dipengaruhi oleh lockdown di tahun 2020 yang membuat orang-orang harus tinggal di rumah, mendorong mereka mencari cara untuk mengisi waktu luang, seperti bermain video game, menonton film, membaca buku dan tentunya menonton anime, yang menjadi sangat populer.

Banyak orang tiba-tiba menjadi penggemar anime, termasuk individu biasa hingga selebritas terkenal seperti deddy corbuzier. Fenomena ini membawa kembali istilah “wibu,” yang sebelumnya telah digunakan untuk mendeskripsikan penggemar budaya pop jepang, khususnya anime.

Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan seseorang dengan ketertarikan kuat pada segala hal yang berkaitan dengan anime.

Namun, pertanyaannya adalah, apakah seseorang yang menikmati anime dapat secara langsung dianggap sebagai wibu? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita pelajari lebih lanjut tentang apa itu wibu.

Apa itu Wibu?

Menurut definisi dari dictionary.com, istilah “Wibu” digunakan sebagai julukan merendahkan untuk individu non-jepang yang memiliki ketertarikan berlebihan terhadap budaya jepang, sampai-sampai mereka berkeinginan untuk benar-benar menjalani hidup ala orang jepang.

Sumber di wikipedia menyatakan fenomena ini dengan istilah japanofilia. Dalam konteks bahasa inggris, individu tersebut dikenal sebagai weeaboo atau weebs.

Istilah ini biasanya mengarah pada orang-orang barat yang secara ekstrem terobsesi dengan budaya jepang atau berperilaku seakan-akan mereka tinggal di Jepang, meskipun mereka bukan penduduk jepang dan tidak tinggal di sana.

Dari dua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa istilah “wibu” ditujukan khusus kepada mereka yang memiliki kecintaan berlebihan terhadap jepang dan tidak hanya terbatas pada anime.

Untuk penggemar anime, ada istilah khusus yang lebih spesifik, yaitu “otaku”. Di jepang sendiri, “otaku” merujuk pada orang yang sangat antusias dalam mengembangkan hobi tertentu, seperti mengumpulkan prangko, memasak, berolahraga dan sebagainya.

Seiring berkembangnya teknologi, jumlah penggemar anime meningkat, banyak dari mereka yang semakin aktif dalam mengejar hobi terkait, seperti membeli merchandise anime, mengumpulkan manga dan figur, cosplay, serta menghadiri acara anime.

Akibatnya, istilah “otaku” sekarang sering dikaitkan khusus dengan penggemar anime, karena aktivitas yang mereka lakukan menjadi umum di kalangan orang dengan hobi serupa.

Dengan demikian, terlihat perbedaan yang jelas antara kedua istilah tersebut. “Wibu” atau “Weebs” secara internasional digunakan untuk merujuk pada orang-orang yang terobsesi dengan berbagai aspek budaya jepang, tidak hanya anime, tetapi juga perilaku dan budaya jepang secara umum.

Sementara “otaku” lebih spesifik ditujukan kepada mereka yang tertarik dengan anime saja, tanpa terlalu terobsesi dengan budaya jepang secara keseluruhan. Meskipun demikian, beberapa otaku juga menaruh minat pada aspek-aspek lain dari budaya jepang, tetapi biasanya dalam batas yang wajar dan menghormati budaya negara lain.

Sejarah istilah Wibu

Menurut informasi yang diambil dari wikipedia, fenomena kegemaran terhadap budaya jepang sebelum dikenal dengan sebutan wibu internasional, dikenal sebagai japanofilia atau shinnichi (親日) dalam bahasa jepang, di mana “親” berarti ‘pro-’ dalam bahasa inggris dan “日” (dari nihon (日本)) yang artinya “Jepang”. Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-18 dan mengalami perubahan makna sepanjang waktu.

Namun, beberapa sumber menyatakan bahwa japanofilia tidak sepenuhnya sama dengan wibu karena japanofilia mencakup minat yang lebih luas terhadap budaya jepang, sementara wibu lebih terkonsentrasi pada pop kultur jepang seperti anime dan manga.

Kemudian, seiring berkembangnya zaman, istilah weeaboo atau wibu dalam bahasa indonesia muncul sebagai pengganti dari wapanese, yang merupakan gabungan kata “white” atau “wannabe” dan “Japanese” (seseorang yang ingin menjadi atau tampak seperti orang lain).

Wapanese menjadi populer di situs 4chan pada awal 2000-an sebagai istilah peyoratif untuk menyebut orang barat yang terlalu mengagumi dan bias terhadap budaya jepang, khususnya pop kultur seperti anime dan manga.

Istilah Wibu di Indonesia

Di indonesia, istilah “Wibu” mulai dikenal sekitar tahun 2012, bersamaan dengan popularitas anime “Sword art online” yang saat itu sedang menjadi tren. Istilah ini kemudian sering muncul dalam meme dan stereotip yang menggambarkan penggemar anime sebagai wibu.

Mungkin anda bertanya-tanya, mengapa istilahnya wibu, bukan otaku? Jawabannya sederhana: istilah ini digunakan secara jenaka untuk mengejek mereka yang gemar menonton anime pada waktu tersebut.

Pada awalnya, ketika anime mulai mendapat tempat di hati beberapa pemuda indonesia, konsep anime masih dianggap kurang relevan dan cenderung dianggap aneh serta kekanak-kanakan oleh sebagian orang. Maka dari itu, istilah wibu mulai digunakan sebagai bentuk ejekan dan candaan terhadap penggemar anime.

Istilah “Wibu bau bawang” kemudian berkembang di kalangan masyarakat. Istilah ini populer berkat seorang youtuber bernama ericko lim yang menggunakannya saat menghadiri acara cosplay.

Dia menyebut wibu dengan istilah ini karena beberapa dari mereka yang terlalu fanatik terhadap budaya jepang sering mengabaikan kebersihan pribadi, sehingga memiliki bau badan yang kuat mirip bau bawang.

Selain itu, ada juga istilah “wibu nolep,” yang merujuk pada mereka yang lebih memilih menonton anime di rumah dan menjadi kurang sosial. Kata “nolep” diambil dari istilah bahasa inggris “No life,” yang berarti seseorang yang tidak memiliki kehidupan atau aktivitas produktif dalam kehidupannya.

Apa arti Waifu dan Husbando?

Jika anda berteman dengan seseorang yang menyukai anime, besar kemungkinan anda telah mendengar istilah waifu atau husbando. Istilah ini mengacu pada karakter fiksi yang menarik minat seseorang secara seksual, sehingga menimbulkan perasaan suka atau cinta.

Istilah ini berasal dari bahasa inggris, dimana “waifu” berasal dari kata “wife” yang berarti istri dan “husbando” dari “husband” yang berarti suami.

Menariknya, dalam bahasa jepang, kata untuk istri adalah “tsuma/sai” dan suami adalah “otto”. Awalnya, istilah waifu dan husbando tidak digunakan oleh orang jepang.

Namun, dalam budaya penggemar anime, kata-kata ini telah diadopsi, bukan menggunakan kata asli jepang untuk menggambarkan hubungan semacam ini. Penggemar anime sering menggunakan istilah waifu atau husbando untuk mengklaim karakter dari serial tertentu sebagai milik mereka.

Sebagai contoh, jika seseorang menyukai raiden shogun dari genshin impact, mereka mungkin mengatakan bahwa raiden shogun adalah waifu mereka. Inilah gambaran umum tentang bagaimana istilah waifu digunakan, meskipun tidak ada aturan khusus tentang berapa banyak waifu yang bisa diklaim oleh penggemar anime.

Apa itu Dakimakura?

Sebuah fenomena menarik terjadi di kalangan wibu, yakni ketika mereka sangat mengidolakan suatu karakter anime tertentu, mereka cenderung membeli dakimakura. Menurut informasi dari wikipedia, dakimakura adalah bantal atau guling khusus yang berasal dari jepang.

Fungsi dakimakura ini mirip dengan guling yang digunakan oleh orang-orang eropa selama perang dunia, yang berfungsi sebagai pengganti kehadiran orang terkasih untuk menemani tidur mereka.

Hal ini dikarenakan para prajurit saat itu harus hidup terpisah dari pasangan mereka, sehingga memerlukan suatu benda untuk mengurangi stres yang bisa dipeluk saat malam.

Dakimakura berfungsi serupa, namun tujuan utamanya adalah untuk memenuhi rasa sayang yang dimiliki penggemar anime atau wibu terhadap karakter favorit mereka.

Karena karakter tersebut adalah fiksi, mereka mencari cara lain untuk mengekspresikan kasih sayang ini, yaitu dengan memilih guling yang dihiasi gambar karakter anime kesukaan mereka untuk dipeluk saat tidur.

Perbedaan antara Wibu dengan Otaku

Di indonesia, masih terdapat kebingungan seputar arti dari istilah “wibu” dan “otaku”. Bagi sejumlah orang, kedua istilah ini seringkali dianggap serupa, hanya perbedaan nama saja.

Istilah “otaku” biasanya digunakan untuk menyebut orang-orang yang memiliki minat kasual terhadap anime dan manga, menganggapnya sebagai hobi dan bentuk hiburan. Mereka yang disebut otaku biasanya mengkoleksi barang-barang bertema anime dan sering menikmati musik j-rock atau j-pop.

Namun, mereka juga memiliki prioritas lain dalam kehidupan dan masih terbuka terhadap aspek-aspek budaya di luar jepang. Sementara itu, “wibu” merujuk pada individu dengan kecenderungan obsesif terhadap budaya jepang, meskipun mereka bukan orang jepang.

Misalnya, mereka sering menggunakan kata-kata jepang dalam percakapan sehari-hari, seperti mengucapkan “Itadakimasu” sebelum makan, menggunakan “watashi” atau “boku” untuk merujuk pada diri sendiri dan menambahkan akhiran “san” atau “chan” ketika memanggil orang lain.

Gaya hidup wibu sering kali meniru kebiasaan yang mereka lihat dari film atau anime jepang, seperti makan dengan sumpit, berbicara dengan campuran bahasa jepang, mendengarkan musik jepang, mengubah nama mereka menjadi lebih jepang, menggunakan gambar anime sebagai foto profil dan menunjukkan intoleransi terhadap budaya non-jepang.

Wibu bisa dianggap sebagai individu yang sangat ekstrem dalam meniru gaya hidup Jepang, menjadikannya sebagai panduan utama dalam kehidupan sehari-hari. Namun, seringkali apa yang mereka lihat dari film dan anime tidak mencerminkan kehidupan nyata di Jepang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa meskipun setiap wibu memiliki sifat otaku, tidak semua otaku adalah wibu.

Penutup,

Beli Kaos Anime di Shopee, Gratis Ongkir!

Di indonesia, istilah ‘Wibu’ seringkali dijadikan lelucon atau sindiran bagi penggemar anime. Sejak anime mulai populer di indonesia, terutama selama masa lockdown, sebutan wibu menjadi lebih umum dan tidak lagi dianggap istilah yang asing.

Bahkan, banyak individu berpengaruh yang juga menikmati anime, membuat istilah ini lebih diterima, khususnya oleh generasi muda.

Berikut ini adalah ringkasan tentang apa itu wibu, sejarahnya dan perbedaannya. Jangan lupa untuk membagikan artikel ini ke media sosial anda agar lebih bermanfaat. Jika anda memiliki pertanyaan atau komentar, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini. Terima kasih!

Apa yang membuat seseorang dianggap sebagai wibu? Ada beberapa kriteria yang bisa membuat seseorang disebut wibu. Ini termasuk sering menggunakan frase bahasa jepang dalam percakapan, mengganti nama asli dengan nama jepang dan menggunakan gambar profil karakter anime di media sosial. Jika anda memenuhi ketiga kriteria tersebut, anda bisa dianggap sebagai wibu.

Apakah hanya menonton anime sudah cukup untuk disebut wibu? Tidak, hanya menonton anime masih dianggap aktivitas normal yang sama seperti menonton film.

Apa perbedaan antara otaku dan wibu? Seorang otaku berbeda dengan wibu karena otaku hanya fokus pada anime sebagai hobi dan hiburan. Sementara itu, wibu adalah orang yang sangat terobsesi dengan semua hal tentang jepang melalui anime.

Apakah menjadi wibu itu buruk? Menjadi wibu sesuai dengan kriteria di atas mungkin membuat anda terlihat unik di mata masyarakat dan hal ini juga dilihat serupa di jepang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *