Teknologi kecerdasan buatan (AI) menimbulkan banyak kekhawatiran, terutama dalam hal privasi pengguna dan temuan terbaru terkait layanan google bard menunjukkan potensi bahaya dari chatbot ai tersebut.
Beberapa ahli keamanan cyber telah mengidentifikasi kerentanannya dalam sistem google bard, yang hasil pengujian mereka sangat mengkhawatirkan.
Seperti dilaporkan oleh android headlines pada Selasa (18/7/2023), pengujian ini difokuskan pada perbandingan tingkat keamanan antara google bard dan chatgpt.
Tim peneliti telah mengajukan pertanyaan kepada kedua platform ini mengenai cara menghasilkan email phishing dan berbagai data berbahaya lainnya.
Tidak akan ada respons langsung dari kedua platform jika anda bertanya secara langsung. Namun, dengan mengganti beberapa kata, google bard mampu memberikan jawaban yang rinci.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa google bard dapat memberikan panduan tentang cara melaksanakan penipuan melalui email (phishing), memberikan informasi tentang pengkodean perangkat lunak berbahaya (malware), serta pengkodean ransomware yang sederhana.
Para penjahat siber dapat menggunakan informasi tersebut untuk melancarkan aksi mereka. Di sisi lain, ketika pertanyaan serupa diajukan kepada chatgpt, layanan yang dikembangkan oleh openai tersebut selalu menolak memberikan jawaban.
“Kelemahan sistem anti-penyalahgunaan pada bard jauh lebih signifikan dibandingkan dengan chatgpt,” ungkap seorang peneliti.
“Dengan kata lain, lebih mudah untuk menghasilkan konten berbahaya dengan bantuan google bard,” tambahnya.
Tanggapan dari chatgpt terkesan seperti memberikan saran bahwa pertanyaan tersebut melanggar hukum, sehingga chatgpt enggan untuk menjawabnya.
Berdasarkan temuan ini, peneliti berharap bahwa google dapat melatih ai pada layanan bard agar dapat mencegah penyalahgunaan oleh individu yang memiliki niat jahat.