Uncategorized

Prabowo Sebut Perang Adalah Langkah Terakhir: Perang Hanya Kalau Terpaksa

Prabowo – Pernyataan Presiden Prabowo Subianto mengenai perang sebagai langkah terakhir mencerminkan pandangan realistis dan kehati-hatian dalam menghadapi dinamika geopolitik global. Sebagai mantan jenderal, Prabowo memiliki pemahaman mendalam tentang dampak destruktif dari perang, baik bagi negara maupun masyarakat. Dalam berbagai kesempatan, ia menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas nasional.

Prabowo

Pemahaman Prabowo tentang Perang

Perang sebagai Pilihan Terakhir

Dalam pidatonya pada acara Pembukaan Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Desember 2024, Prabowo menegaskan bahwa perang adalah masalah hidup dan mati. Ia menyatakan, “Kalau kalah, mati atau dipermalukan atau dijajah, kita tidak menghendaki perang.” Sebagai mantan jenderal, Prabowo mengaku memahami betul konsekuensi dari pertempuran dan kehancuran yang ditimbulkannya. Ia menambahkan, “Perang itu destruktif, ibarat pohon butuh 20 tahun untuk tumbuh, hanya 15 menit untuk tumbangkan.” Pernyataan ini mencerminkan kesadaran akan pentingnya menghindari konflik bersenjata jika masih ada alternatif lain.

Ancaman Perang Dunia Ketiga

Prabowo juga mengingatkan potensi terjadinya perang dunia ketiga yang dapat melibatkan senjata nuklir. Dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR pada September 2024, ia menyebutkan bahwa situasi geopolitik dunia saat ini berada dalam ketegangan yang tidak baik akibat konflik di sejumlah negara. Ia menilai, situasi tersebut dapat mempengaruhi seluruh dunia, termasuk Indonesia. Prabowo mengungkapkan, “Ada satu ketegangan yang sangat runcing di belahan dunia yang masih jauh, tapi sangat berpengaruh ke seluruh dunia.” Peringatan ini menunjukkan kewaspadaan terhadap dinamika global yang dapat berdampak langsung pada keamanan nasional.

Strategi Pertahanan Nasional

Pertahanan Rakyat Semesta

Sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo menekankan pentingnya sistem pertahanan rakyat semesta sebagai doktrin pertahanan negara. Ia menyatakan bahwa konsep tersebut telah menjadi doktrin pertahanan yang dianut oleh bangsa Indonesia selama ini. Menurutnya, apabila suatu saat Indonesia terlibat perang, maka seluruh rakyat harus ikut terlibat. Prabowo menambahkan, “Kita mengerti dan memahami bahwa mungkin saat ini secara teknologi mungkin kita tidak bisa mengalahkan kekuatan teknologi bangsa lain.” Pernyataan ini mencerminkan pendekatan inklusif dalam menghadapi ancaman, di mana setiap warga negara memiliki peran dalam menjaga kedaulatan negara.

Kesiapsiagaan Nasional

Prabowo juga mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan nasional dalam menghadapi potensi ancaman. Dalam pidatonya pada Desember 2024, ia menyebutkan bahwa hampir 40 persen jalur perdagangan dunia melalui perairan Indonesia. Ia menegaskan, “Jadi saudara-saudara marilah kita jangan terlalu lengah, jangan terlalu santai.” Pernyataan ini menunjukkan kesadaran akan posisi strategis Indonesia yang dapat menjadi titik rawan dalam peta geopolitik global.

Kesimpulan

Pernyataan Subianto mengenai perang sebagai langkah terakhir mencerminkan sikap bijaksana dan kehati-hatian dalam menghadapi potensi konflik. Sebagai mantan jenderal dan Presiden, ia menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas nasional melalui pendekatan yang inklusif dan kesiapsiagaan yang matang. Dengan memahami dampak destruktif dari perang, mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara.

Dalam menghadapi dinamika geopolitik global yang semakin kompleks, sikap yang mengedepankan diplomasi dan persatuan nasional menjadi landasan penting dalam menjaga Indonesia tetap aman dan sejahtera.

Related Articles

Back to top button