Kapal – Pada 21 Mei 2025, sebuah insiden mengejutkan terjadi di galangan kapal Chongjin, Korea Utara, saat peluncuran kapal perusak terbaru mereka berakhir dengan kecelakaan. Kapal yang seharusnya menjadi simbol kekuatan maritim negara tersebut malah terbalik dan mengalami kerusakan parah. Namun, dalam beberapa minggu terakhir, tersebut berhasil diperbaiki dan ditambatkan di pelabuhan untuk proses perbaikan lebih lanjut.

Latar Belakang Insiden
Kapal perusak yang mengalami kecelakaan tersebut merupakan bagian dari kelas Choe Hyon, sebuah kelas kapal perusak berukuran 5.000 ton yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan angkatan laut Korea Utara. Peluncuran ini dilakukan dengan metode peluncuran samping, namun saat proses berlangsung, bagian buritan kapal masuk ke dalam air sementara bagian haluan tetap terjebak di peralatan peluncur, menyebabkan kapal terbalik ke sisi kanannya. Akibatnya, kapal mengalami kerusakan pada lambung dan kemungkinan kerusakan pada peralatan internalnya. Insiden ini terjadi di hadapan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, yang langsung mengutuk kejadian tersebut sebagai “tindakan kriminal” dan memerintahkan agar kapal segera diperbaiki dan diluncurkan kembali .
Upaya Perbaikan dan Pemulihan Kapal
Setelah insiden tersebut, tim teknisi bekerja keras untuk membalikkan yang terbalik. Menggunakan metode manual, termasuk tali dan kemungkinan balon udara, berhasil diposisikan kembali secara vertikal. Meskipun kapal sudah tegak, proses perbaikan masih diperlukan untuk memastikan dapat berfungsi dengan baik. Kapal kemudian dipindahkan ke pelabuhan Chongjin untuk diperbaiki lebih lanjut.
Proses perbaikan melibatkan inspeksi menyeluruh pada bagian-bagian yang rusak dan penggantian komponen yang diperlukan. Setelah perbaikan selesai, diperkirakan akan dipindahkan ke dok kering di Rajin untuk tahap perbaikan lanjutan yang diperkirakan memakan waktu 7 hingga 10 hari.

Reaksi dan Tindakan Pemerintah
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, sangat marah atas insiden ini dan menyebutnya sebagai “tindakan kriminal” yang merusak martabat negara. Sebagai respons, empat pejabat senior dari galangan Chongjin, termasuk kepala insinyur dan manajer administrasi, ditahan untuk dimintai pertanggungjawaban.
Insiden ini juga menjadi sorotan internasional, dengan banyak pihak mempertanyakan kemampuan teknologi dan manajemen industri militer Korea Utara. Meskipun demikian, pemerintah Korea Utara berkomitmen untuk menyelesaikan perbaikan dan memastikan kapal tersebut siap beroperasi sebelum pertemuan pleno partai yang dijadwalkan pada bulan Juni 2025.

Dampak terhadap Program Modernisasi Angkatan Laut
Kecelakaan ini menjadi kemunduran signifikan dalam upaya Korea Utara untuk memodernisasi angkatan lautnya. Kapal perusak kelas Choe Hyon dirancang untuk meningkatkan kemampuan pertahanan maritim negara tersebut, termasuk kemungkinan dilengkapi dengan rudal nuklir. Kegagalan peluncuran ini menunjukkan tantangan teknis dan logistik yang dihadapi oleh Korea Utara dalam mengembangkan dan memproduksi kapal perang canggih secara mandiri.
Meskipun demikian, pemerintah Korea Utara tetap optimis dan berkomitmen untuk melanjutkan program modernisasi angkatan lautnya. yang mengalami kecelakaan ini diharapkan dapat segera diperbaiki dan beroperasi kembali untuk memperkuat pertahanan maritim negara tersebut.
Penutup
Insiden kecelakaan perusak Korea Utara pada Mei 2025 menjadi peringatan tentang pentingnya perencanaan, teknologi, dan manajemen yang tepat dalam pengembangan sistem pertahanan. Meskipun mengalami kemunduran, upaya perbaikan yang dilakukan menunjukkan tekad Korea Utara untuk terus maju dalam program modernisasi angkatan lautnya. Keberhasilan atau kegagalan dalam proyek ini akan menjadi indikator penting bagi masa depan kekuatan militer maritim Korea Utara.
Insiden kecelakaan perusak Korea Utara pada Mei 2025 menjadi peringatan tentang pentingnya perencanaan, teknologi, dan manajemen yang tepat dalam pengembangan sistem pertahanan. Meskipun mengalami kemunduran, upaya perbaikan yang dilakukan menunjukkan tekad Korea Utara untuk terus maju dalam program modernisasi angkatan lautnya. Keberhasilan atau kegagalan dalam proyek ini akan menjadi indikator penting bagi masa depan kekuatan militer maritim Korea Utara.
Insiden kecelakaan perusak Korea Utara pada Mei 2025 menjadi peringatan tentang pentingnya perencanaan, teknologi, dan manajemen yang tepat dalam pengembangan sistem pertahanan. Meskipun mengalami kemunduran, upaya perbaikan yang dilakukan menunjukkan tekad Korea Utara untuk terus maju dalam program modernisasi angkatan lautnya. Keberhasilan atau kegagalan dalam proyek ini akan menjadi indikator penting bagi masa depan kekuatan militer maritim Korea Utara.