Industri perbankan indonesia semakin ramai dengan munculnya bank-bank digital. Saat ini sudah ada 13 bank digital yang didirikan oleh berbagai perusahaan, mulai dari bank konvensional, perusahaan jasa keuangan, hingga perusahaan teknologi finansial.
Pt bank raya indonesia tbk (AGRO) juga turut serta dalam mengembangkan pasar keuangan digital di indonesia. Bhimo Wikan Hantoro, direktur digital & operasional bank raya, mengungkapkan keyakinannya dalam bersaing di sektor bank digital di indonesia, menekankan adanya banyak peluang yang masih terbuka.
Bhimo menyatakan, “Kami percaya bahwa akan ada konsolidasi dalam beberapa tahun mendatang. Untuk bank raya, kami fokus pada pasar yang sudah kami kuasai dengan keunggulan kompetitif. Kami optimis tentang posisi dan performa bank raya di masa yang akan datang.”
Selain itu, bank raya memiliki potensi pasar yang signifikan, terutama dalam bisnis keagenan dan komunitas di daerah pedesaan.
“Bahkan tanpa mengeluarkan biaya akuisisi yang besar, kami sebagai bank digital fokus pada pertumbuhan berkelanjutan dan profitabilitas,” ujar Bhimo dengan tegas.
Perlu diketahui, dalam upaya menarik nasabah, bank-bank digital bersaing, termasuk dengan menawarkan bunga yang tinggi, baik untuk tabungan maupun deposito. Selain itu, strategi ini juga bertujuan untuk mengumpulkan dana.
Bhimo menyatakan bahwa bank raya juga ikut serta dalam tren bunga tinggi yang berlangsung sejak pertengahan tahun 2022.
Namun, menurutnya, bunga tinggi bukanlah fokus utama bank raya karena kebanyakan nasabah lebih tertarik pada fitur-fitur yang ditawarkan oleh bank raya.
“Hal ini terlihat dari minat nasabah kami yang lebih tertarik pada fitur-fitur yang dapat mendukung bisnis mereka di masa depan.
Itulah sebabnya fitur-fitur kami, seperti dompet untuk mengelola keuangan, tabungan rencana, atau tabungan jangka panjang, memiliki biaya campuran sekitar 3,16%. Jadi, ini tidak terlalu tinggi,” terang Bhimo.