Ruang angkasa dan segala isinya merupakan sumber dari banyak misteri yang masih tersembunyi. Melalui riset yang dilakukan oleh para ilmuwan, terungkap beberapa informasi menarik.
Inilah 12 hal menarik mengenai alam semesta, planet-planet, serta objek-objek lain di dalamnya, yang dirangkum dari mashable, pada hari selasa, tanggal 15 agustus 2023.
Bintang Neutron Bisa Berotasi 600 Kali per Detik
Bintang neutron merupakan hasil sisa pembentukan bintang pasca terjadinya ledakan supernova. Proses ini mengakibatkan kolapsnya bintang besar dengan massa antara 10 hingga 25 kali dari matahari, yang kemudian menghasilkan bintang yang lebih kecil.
Akibat dari proses fisik ini, bintang neutron memiliki kecepatan rotasi yang sangat tinggi, yang bisa mencapai 60 putaran per detik saat pertama kali terbentuk. Dalam situasi khusus, kecepatan rotasinya dapat meningkat hingga 600 putaran per detik.
Luar Angkasa Benar-Benar Tanpa Suara
Gelombang suara memerlukan medium untuk bergerak. Ketiadaan atmosfer di ruang kosong membuat alam semesta antar-bintang tetap hening.
Di bumi dan planet-planet lain, kehadiran tekanan udara dan atmosfer memungkinkan gelombang suara berpindah, menjadikan kebisingan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Jumlah Bintang Tak Terhingga
Tidak seorang pun yang dapat menentukan secara pasti berapa banyak bintang yang ada di seluruh alam semesta. Sama halnya, di galaksi bima sakti, yang merupakan tempat kita berada, tak terhitung jumlah bintangnya.
Jejak Kaki Astronaut dalam Misi Apollo ke Bulan Bisa Bertahan Hingga 100 Juta Tahun
Bulan tidak memiliki atmosfer, sehingga di permukaannya tidak ada angin atau air. Akibatnya, setiap jejak yang terbentuk di sana, seperti jejak kaki astronaut, diperkirakan akan bertahan sangat lama, mungkin sampai 100 juta tahun.
Namun, ini bukan berarti jejak tersebut akan abadi, karena permukaan bulan terus menerus terpapar hujan mikro-meteorit yang menyebabkan erosi secara bertahap.
99% dari Massa Sistem Tata Surya adalah Matahari
Matahari merupakan objek yang sangat masif, dimana ia menyumbang 99% dari total massa di sistem tata surya kita. Hal ini menjadikannya sebagai pusat gravitasi yang mengatur orbit planet-planet.
Proses fusi nuklir di dalam matahari setiap detiknya mengubah sekitar 600 juta ton hidrogen menjadi helium. Dalam proses ini, matahari juga mengkonversi sekitar 4 juta ton zat menjadi energi sebagai hasil sampingan.
Ketika siklus hidupnya berakhir, matahari akan bertransformasi menjadi raksasa merah yang akan menelan bumi dan segala yang ada di dalamnya.
Namun, menurut prediksi, matahari masih akan bertahan selama 5 miliar tahun lagi sebelum mencapai fase tersebut.
Energi yang Dipancarkan Matahari Tiap Jam Lebih Besar daripada Kebutuhan Planet 1 Tahun
Dalam 15 tahun terakhir, terjadi peningkatan 20% dalam penggunaan tenaga surya. Berdasarkan data dari yale environment 360, pada tahun 2017, tercatat produksi tenaga surya mencapai 98,9 gigawatt.
Namun, angka ini hanya berkontribusi sebesar 0,7% terhadap total konsumsi listrik global setiap tahunnya. Ini menunjukkan bahwa meskipun matahari memancarkan energi dalam jumlah sangat besar setiap jamnya, yang jauh melampaui kapasitas produksi energi oleh manusia, pemanfaatannya masih terbatas.
Jika 2 Logam yang Sama Bersentuhan di Luar Angkasa, Mereka akan Menyatu Selamanya
Efek ini dikenal sebagai ‘cold welding’. Hal ini terjadi karena atom-atom pada potongan logam tidak menyadari bahwa mereka merupakan entitas terpisah. Di ruang angkasa, ketika atom-atom ini bersentuhan, mereka akan bergabung menjadi satu.
Di bumi, efek ini tidak terjadi karena keberadaan udara dan air yang berfungsi sebagai pemisah antara atom-atom tersebut.
Asteroid Terbesar di Sistem Tata Surya adalah Batu Raksasa Bernama ‘Ceres’
Planet kerdil yang sering dikenal sebagai asteroid ini, mempunyai ukuran diameter sekitar 600 mil. Asteroid terbesar ini berada di zona antara mars dan jupiter.
Luas permukaan ceres mirip dengan luas wilayah india atau argentina. Di bulan oktober tahun 2018, sebuah pesawat tanpa awak bernama dawn berhasil melakukan pengorbitan di sekitar ceres, mengungkapkan informasi baru mengenai asteroid tersebut.
1 Hari di Venus 1 Tahun di Bumi
Venus berotasi dengan kecepatan yang amat pelan di sekitar sumbunya. Diperlukan waktu selama 243 hari di bumi untuk menyelesaikan satu putaran penuh. Akibat rotasinya yang berlawanan dengan arah putaran jarum jam, di venus, matahari terbit dari arah barat dan tenggelam di arah timur.
Bintik Merah Jupiter Menyusut
Bintik merah besar di jupiter, yang dikenal luas, telah mengalami penyusutan selama beberapa dekade belakangan. Dahulu, bintik ini memiliki ukuran yang cukup besar untuk menampung sekitar tiga planet seukuran bumi, namun sekarang ukurannya telah mengecil sehingga hanya dapat menampung satu bumi.
Hal yang menarik adalah, meskipun lebarnya berkurang, panjang bintik ini justru meningkat. Para ilmuwan masih belum dapat menjelaskan secara pasti mengapa hal ini bisa terjadi.
Saturnus Punya Bulan 2 Warna
Iapetus, satu dari 62 satelit saturnus, menonjol karena memiliki dua warna yang berbeda, dengan satu sisi yang lebih gelap daripada sisi lainnya. Ini merupakan karakteristik unik yang tidak ditemukan pada bulan-bulan di planet lain.
Lokasinya yang jauh dari cincin saturnus menyebabkan Iapetus sering terpapar debu dan puing luar angkasa yang melayang di sekitar orbitnya.
Menariknya, ada bulan lain bernama phoebe, yang sangat gelap dan terletak lebih jauh dari Iapetus. Phoebe mengorbit saturnus dengan arah yang berlawanan dengan Iapetus, yaitu searah jarum jam. Dari phoebe terpancar aliran partikel secara konsisten.
Karena Iapetus mengorbit berlawanan arah dari phoebe, hanya satu sisinya yang terkena aliran partikel dari phoebe ketika keduanya saling melewati. Hal ini menjelaskan mengapa hanya sebagian dari Iapetus yang gelap, bukan seluruh permukaannya.
Posisi Bintang Utara Bisa Berubah
Dalam 13.000 tahun mendatang, posisi bintang utara yang saat ini dipegang oleh polaris akan berubah akibat fenomena yang dikenal sebagai ‘presesi’.
Fenomena ini terjadi karena pergerakan sumbu bumi yang membentuk pola seperti kerucut, memerlukan waktu sekitar 26.000 tahun untuk melengkapinya. Perubahan ini akan menyebabkan polaris tidak lagi menjadi bintang utara.
Sejarah mencatat bahwa pada tahun 3.000 sm, bintang yang dikenal sebagai bintang utara adalah thuban, atau alpha draconis. Diperkirakan, dalam 13.000 tahun ke depan, bintang vega akan menggantikan posisi polaris sebagai bintang utara.
Namun, setelah siklus presesi 26.000 tahun, polaris akan kembali menjadi bintang utara, mengikuti siklus alam semesta yang terus berlangsung.